Blogroll
Minggu, 12 Juni 2016
Meski Dijaga Pasukan Israel, Shalat Jumat di Al-Aqsha Diikuti 100 Ribu Jamaah
Jemaah shalat Jumat di Masjid Al-Aqsha Palestina
Al-Aqsha (SMM) - Meski ribuan pasukan Israel
melakukan penjagaan di kota Al-Quds, namun itu tak membuat semangat
kaum muslim lemah untuk melaksanakan shalat Jumat pertama di bulan
Ramadhan.
Sekitar 100 ribu warga Palestina menunaikan shalat Jumat (10/6)
meski Israel menerapkan prosedur keamanan ketat di kota Al-Quds,
terutama di Kota Lama tempat, tempat adanya Masjid Al-Aqsha.
Pasukan Israel membangun perlintasan-perlintasan militer di
jalan-jalan menutu Kota Lama dan melakukan pemeriksaan ketat identitas
penduduk dan jamaah.
Khatib Masjid Al-Aqsha Syekh Yusuf Abu Asninah memberikan ucapan
selamat atas hadirnya bulan Ramadhan dan bisa shalat di masjid Al-Aqsha
meski banyak derita dan pesakitan akibat Israel mengalangi mereka.
Ia juga menyebutkan dalam khutbahnya tentang kelemahan umat Islam
yang mendorong Israel penjajah menguasai tanah Palestina. ia mengajak
umat Islam berpegang teguh dengan agama Allah karena itu jalan menunju
kemuliaan dan kekuasaan kembali Islam.
Ia mengajak umat Islam agar menarik datanya dari bank-bank Eropa karena mereka mendukung Israel.
Khatib Al-Aqsha juga mengajak membebaskan tawanan dari penjara Israel dan mengajak warga Palestina bersabar dan terus bertahan.
red: adhila
sumber: infopalestina
Kejujuran Rasulullah Saw di Mata Musuh-musuhnya
Salah satu sifat utusan Allah, termasuk Rasulullah Saw, adalah ash-shidqul mutlaq
atau kejujuran secara mutlak yang tidak rusak dalam segala kondisi.
Sekiranya setiap perkataannya diuji, pastilah sesuai dengan kenyataan;
baik ketia ia berjanji, serius, bercanda, memberi kabar maupun ketika
bernubuwah.
Kesaksian musuh-musuh Rasulullah Saw
bernilai besar. Hal itu menunjukkan pada puncak kepercayaan masyarakat
terhadap pribadi Rasulullah Saw. Hanya saja, sebagian manusia dikuasai
kebodohan dan keangkuhannya, sehingga mereka mengingkari hal itu tanpa
alasan yang jelas.
Ustaz Said Hawwa rahimahullah, dalam kitab Ar-Rasul Shalallahu ‘alaihi wa sallam, menuliskan sejumlah kisah yang berisi kesaksian dari tokoh-tokoh yang menjadi musuh Rasulullah Saw.
Al-Baihaqi meriwayatkan bahwa Mughirah
bin Syu’bah berkata, “Hari pertama aku mengenal Rasulullah Saw adalah
tatkala aku dan Abu Jahal berjalan-jalan di sebuah lorong Mekah,
tiba-tiba kami bertemu Rasulullah Saw. Selanjutnya, beliau menyeru Abu
Jahal, ‘Wahai Abu Hakam, marilah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Aku
mengajakmu kepada Allah.’. Abu Jahal menjawab, “Hai, Muhammad, tidakkah
kamu berhenti mencela tuhan-tuhan kami? Tidaklah yang kamu inginkan
adalah agar kami bersaksi bahwa kamu telah menyampaikan risalah? Baiklah
kami bersaksi bahwa aku mengikuti kamu.’. Rasulullah Saw lantas
berlalu, sementara Abu Jahal menghadap padaku sambil berkata, ‘Demi
Allah, sebenarnya aku tahu bahwa yang ia katakan adalah benar, tapi ada
sesuatu yang mencegahku, yaitu Bani Qushayy pernah mengatakan, ‘Pada
kami kekuasaan menjaga Ka’bah (Hijabah).’ Kami menjawab, ‘Ya.’ Lalu
mereka berkata, ‘Pada kami kekuasaan memberi minum haji (Siqayah).’ Kami
menjawab, ‘Ya.’ Lalu mereka berkata, ‘Pada kami kekuasaan memimpin
rapat (Nadwah).’ Kami menjawab, ‘Ya.’ Kemudian mereka berkata, ‘Pada
kami kekuasaan memimpin perang (Liwa’).’ Kami menjawab, ‘Ya.’ Setelah
itu mereka memberi makan kendaraan mereka dan kami memberi makan
kendaraan kami, hingga tatkala kendaraan siap dan berdekatan, mereka
mengatakan, ‘Dari kami seorang nabi.’ Maka, demi Allah, aku tidak
menjawabnya.” Ibnu Abi Syaibah juga mengeluarkan riwayat semisal ini.
At-Tirmidzi meriwayatkan dari Ali bin Abi
Thalib, “Abu Jahal berkata kepada Nabi Saw, ‘Kami tidak mendustakanmu
tetapi mendustakan apa yang kamu bawa.”
Allah Swt berfirman, “…mereka sebenarnya
bukanlah mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang zalim itu meningkari
ayat-ayat Allah.” (QS. Al An’aam : 33)
Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa Mu’awiyyah
bercerita, “Abu Sufyan keluar menuju tanah lapang miliknya, mengiringi
Hindun. Aku ikut keluar berjalan di depan mereka. Saat itu aku masih
seorang bocah dan aku menunggang keledaiku. Tiba-tiba kami mendengar
kehadiran Rasulullah Saw. Maka Abu Sufyan berkata, ‘Turunlah hai
Muawiyyah supaya Muhammad menaiki kendaraanmu!’. Aku langsung turun dari
keledaiku dan Rasulullah Saw menaikinya, beliau berjalan di depan kami
sebentar menoleh kepada kami dan bersabda, “Wahai Abu Sufyan bin Harb
dan Hindun binti Utbah! Demi Allah, sungguh kalian pasti mati, kemudian
pasti dibangkitkan, lalu yang berbuat kebajikan pasti masuk surga dan
yang berbuat keburukan pasti masuk neraka. Aku berkata kepada kalian
dengan benar, dan kalian sungguh orang yang pertama aku beri
peringatan.’ Kemudian Rasulullah Saw membaca, “Haa Miim. Diturunkan dari
Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang…’ hingga ‘..keduanya
menjawab, ‘Kami datang dengan suka hati.’ (QS. Fushilat : 1-11)
Abu Sufyan lalu berkata pada beliau,
‘Apakah engkau sudah selesai wahai Muhammad?’ Beliau menjawab, ‘Ya.’
Rasulullah Saw turun dari keledai lantas aku menaikinya. Lalu Hindun
menghadap Abu Sufyan seraya berkata, ‘Apakah untuk tukang sihir ini kau
turunkan anakku?’ ‘Tidak, demi Allah ia bukan tukang sihir dan bukan
pembohong,’ Jawab Abu Sufyan.’” Hadits ini dikeluarkan juga oleh
Thabrani.
Imam Bukhari dan Muslim juga menceritakan
kisah Abu Sufyan di hadapan Heraklius, sebagaimana diceritakan Abu
Sufyan sendiri pada Ibnu Abbas. Di antaranya adalah pertanyaan Heraklius
pada Abu Sufyan, “Heraklius bertanya, ‘Apakah kalian menuduhnya berbuat
dusta sebelum ia mendakwahkan ajarannya?’ Aku jawab, ‘Tidak’” Di akhir
kisah itu, Heraklius berkata kepada Abu Sufyan, “Aku tanyakan pada
kalian apakah kalian menuduhnya berdusta sebelum ia mendakwahkan
ajarannya, kalian jawab tidak. Maka aku segera tahu bahwa ia tidak
mungkin meninggalkan dusta pada manusia untuk kemudian berdusta pada
Allah Swt.”
Inilah kesaksian musuh-musuh Rasulullah
Saw. Sebagian mereka masuk Islam setelah mengadakan permusuhan sengit,
dan sebagian lagi mati dalam kekafirannya. Akan tetapi, dalam permusuhan
paling sengit sekalipun, semua mengakui dan meyakini bahwa Muhammad Saw
adalah orang yang jujur. Wallahu a’lam bissawab.
[shodiq ramadhan]
Langganan:
Postingan (Atom)