Ketua Komite Populer Global Solidaritas Jalur
Gaza, Isam Yousef bertemu dengan Wakil Ketua Partai Keadilan dan
Pembangunan Yasin Aktay di Istanbul (sumber : Middle East Monitor)
Istanbul (SM Media) - Ketua Komite Populer Global Solidaritas Jalur
Gaza, Isam Yousef bertemu dengan Wakil Ketua Partai Keadilan dan
Pembangunan Yasin Aktay di Istanbul. Pertemuan membahas upaya Turki
untuk menyelesaikan krisis Gaza, Middle East Monitor melaporkan, Rabu
27 Juli.
Masyarakat membicarakan baru-baru ini Turki melakukan pembicaraan
dengan Israel terkait kesepakatan dan prospek memfasilitasi kebutuhan
hampir dua juta orang yang tinggal di Gaza.
Yousef mengusulkan beberapa proyek bahwa Turki bisa melaksanakan di
daerah kantong dikepung termasuk mendirikan fasilitas ekonomi untuk
menyerap sejumlah Palestina pengangguran, selain menginstal sistem panel
surya untuk menghasilkan listrik untuk mengatasi krisis energi.
Menurut PalSawa.com, proposal juga termasuk dukungan untuk
universitas, rumah sakit, spesialis pelatihan dan mengaktifkan
pertukaran komersial.
Yousef menekankan pentingnya seruan terus menerus dari LSM lokal dan
internasional untuk mengadili penjahat perang Israel di ICC
(International Criminal Court - Pengadilan Kriminal Internasional) di
Den Haag, Belanda.
Semenjak Rasulullah wafat, Bilal menyatakan bahwa dirinya tidak akan mengumandangkan adzan lagi. Ketika
Khalifah Abu Bakar memintanya untuk menjadi muadzin kembali, dengan
hati pilu nan sendu bilal berkata: "Biarkan aku hanya menjadi muadzin
Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin
siapa-siapa lagi."
Abu Bakar pun tak bisa lagi mendesak Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan. Kesedihan
sebab ditinggal wafat Rasulullah terus mengendap di hati Bilal. Dan
kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dia ikut pasukan
Fath Islamy menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria.
Lama
Bilal tak mengunjungi Madinah, sampai pada suatu malam, Rasulullah hadir
dalam mimpi Bilal, dan menegurnya: "Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? Hai
Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini?"
Bilal
pun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan perjalanan ke Madinah,
untuk ziarah ke makam Rasulullah. Sekian tahun sudah dia meninggalkan
Rasulullah.
Setiba di Madinah, Bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya pada Rasulullah, pada sang kekasih. Saat
itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa, mendekatinya. Keduanya
adalah cucu Rasulullah Hasan dan Husein. Dengan mata sembab oleh tangis,
Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Rasulullah tersebut.
Salah
satu dari keduanya berkata kepada Bilal: "Paman, maukah engkau sekali
saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek kami."
Ketika
itu, Umar bin Khattab yang telah jadi Khalifah juga sedang melihat
pemandangan mengharukan itu, dan beliau juga memohon kepada Bilal untuk
mengumandangkan adzan, meski sekali saja. Bilal pun memenuhi permintaan itu.
Saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa dia adzan pada masa Rasulullah masih hidup. Mulailah dia mengumandangkan adzan.
Saat
lafadz Allahu Akbar dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah
senyap, segala aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang telah
bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok Nan Agung,
suara yang begitu dirindukan itu telah kembali.
Ketika Bilal
meneriakkan kata Asyhadu an laa ilaha illallah, seluruh isi kota madinah
berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan para gadis dalam
pingitan mereka pun keluar.
Dan saat bilal mengumandangkan Asyhadu
anna Muhammadan Rasulullah, Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang
sangat memilukan.
Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama
Rasulullah, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal
sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air
mata yang berderai. Hari itu madinah mengenang masa saat masih ada
Rasulullah diantara mereka.
Hari itu adalah adzan pertama dan terakhir bagi Bilal setelah Rasulullah wafat. Adzan yang tak bisa dirampungkan.
Subhanallah...
kisah diatas ini mampu mencampur adukkan perasaan kita. Mampu
membuat kita menitikkan airmata tanda kecintaan kita kepada Rasulullah
Shallallaahu ‘Alaihi Wasallaam, sebagaimana cinta kita pula kepada umat
Muhammad.
Itulah pentingnya ukhuwah... karena ukhuwah itu merupakan penanda keimanan kita. Subhaanallah !
Anak-anak di Gaza Palestina membawa poster Presiden Turki Recep Thayep Erdogan sebagai bentuk dukungan
Gaza (SM Media) - Umat Islam di Gaza pada Sabtu
pagi (16/7) menggelar aksi massa besar-besaran untuk merayakan kegagalan
kudeta militer Turki beberapa saat sebelumnya.
Aksi yang dipelopori gerakan perlawanan Hamas itu diikuti ribuan
orang yang turun ke jalan dengan membawa poster dan foto presiden Turki,
Recep Thayep Erdogan, serta bendera Turki sebagai bentuk dukungan
kepada pemerintahan yang sah dan kecaman terhadap militer Turki yang
berupaya melakukan kudeta terhadap pemerintahnya.
Ismael Ridwan, pemimpin Hamas dalam pernyataannya mengatakan,
pihaknya menolak upaya kudeta terhadap konstitusi Turki yang sah. Ia
mengatakan, rakyat Turki tahu betul siapa yang seharusnya ditentang,
dengan turunnya mereka ke jalan-jalan untuk menggagalkan kudeta.
Sebelumnya, Hamas telah menyatakan penolakanya terhadap upaya jahat untuk memberangus pilihan demokratis rakyat Turki.
Hamas juga mengungkapkan selamat kepada rakyat Turki dan para
pemimpinya yang terpilih seperti Erdogan, partainya serta tentara dan
keamananya yang telah berhasil melindungi kebebasan.
Ridwan juga mengingatkan tentang sikap Turki dan para pejabatnya
yang senantiasa mendukung bangsa Palestina serta berupaya untuk membuka
blokade Gaza.