Saudariku yang dirahmati Allah…
Demi Allah yang menggengam jiwa ini.  Risalah yang ada di tanganmu ini adalah sebuah nasihat dari diri ini dan  untuk sang pribadi yang akan mendampingi hidup ini insya Allah. Begitu  juga nasihat bagi sesama jiwa yang menjadikan Allah sebagai kekasih  sejatinya.
Sesungguhnya nasihat menasihati penopang  keteguhan dalam dien ini. Alloh pun senantiasa memerintahkan untuk  senantiasa menasihati dalam haq dan kesabaran, begitu juga rasulullah  Saw pun pernah menasihati kepada para wanita muslimah dalam hadist yang  sangat masyur;
عن أبي سعيد الخدري عن النبي – صلى الله عليه  وسلم – أنه قال: ” يا معشر النساء تصدقن، فإني رأيتكن أكثر أهل النار ”  فقلن: ولم 
ذلك يا رسول الله ؟ قال: ” تكثرن اللعن، وتكفرن المشير ” صحيح  البخاري: 1462، وصحيح مسلم : 79، 80
“Dari Abu Sa’iid Al Khudriy dari Nabi SAW  bahwasanya beliau bersabda: “Wahai para wanita bersedekahlah karena   sesungguhnya aku melihat kamu sekalian kebanyakan penghuni neraka.  Kemudian kami berkata:Apa yang menyebabkan semua itu wahai rosulullah  SAW? Beliau menjawab: Karena kamu sekalian sering banyak laknat dan  mengkufuri kebaikan suami ”. HR. Bukahri:1462,Muslim:79,80.
Begitulah agungnya nasihat dalam islam.  Bisa jadi dengan satu nasihat menjadikan hati seorang tersentuh dan  merubah seluruh kehidupannya. Dan sesungguhnya tak ada hati yang lebih  tersentuh dengan nasihat kecuali hati orang-orang beriman yang  senantiasa mengambil pelajaran setiap kejadian.
Saudariku…
Bukan satu atau dua orang ikhwah yang  terjatuh ataupun mengundurkan diri dari medan juang. Terlalu banyak  ikhwah yang gugur dikarenakan ketidak sabaran  seorang istri yang ia  cintai. Sekali lagi, bukan  disebabkan karena ketidaksabaran  atas  dirinya akan tetapi seorang istri yang terkadang menjadi penghalang  dijalan suci. Semoga Allah jaga kita dan keluarga kita dari hal  tersebut. Bukan Alloh berfirman dalam Qs.At-Taghobun; 14 dan 15
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا  إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ  وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ  رَحِيمٌ (14) إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ  عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ (15)
“Wahai orang-orang beriman sesungguhnya  diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi  musuh bagimu  ,Maka berhati hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan  kamu santuni serta ampuni (mereka),sesungguhnya Allah maha  Pengampun,Maha Penyayang.{14}. “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu  hanyalah cobaan bagimu,dan disisiAllah pahala yang besar{15}”
Saudariku …
Bersyukurlah karena engkau ditaqdirkan  menemani seorang pejuang. Dan berbahagialah karena hatimu disatukan  dengan hati yang penuh dengan keimanan. Dan cintamu pun mekar bersemi  bersama sesosok jiwa yang selalu mengabdi. Jaga dan pertahankan, jangan  sampai kau lepaskan tali suci yang diridhoi ilahi. Karena sesungguhnya  suami istri yang setia di dunia akan menjadi pasangan mesra ketika di  syurga abadi.
Saudariku …
Tidakkah engkau mengambil pelajaran  berharga dari sebuah kisah besar. Ya, kisah agung yang abadi dalam  al-qur’an tentang dua orang istri nabi yang hidup dalam kesolehan sang  suami yang diberi wahyu ilahi. Dialah istri nabi Nuh dan Nabi Luth yang  kafir padahal suami seorang Nabi. Ternyata kesholehan sang suami tidak  menjadikan ia baik justru menghianatinya dengan kekufuran, bukan  menghianatinya diranjang malam karena tidak mungkin seorang istri nabi  baghiyah(penzina) sebagaimana dikatakan syaikh islam dalam kitab iman al  ausath, Alloh pun memasukkan kedua istri nabi tersebut kepada penghuni  neraka.
Saudariku muslimah…
Contohlah Khodijah istri nabi Saw,  seorang istri yang menjadi peneguh disaat semua orang mencela dan  mendustakan. Sungguh disaat kegalauan hati Nabi Saw dengan amanah  risalah ia hadir menghibur dengan kata-katanya yang membagiakan. Bahkan  saat itu tubuh Rasulullah menggigil kedinginan meminta selimut kepada  Khodijah, ia pun mengambil selimut dan menyelimuti tubuh Rasulullah Saw.  Dialah sosok istri pejuang yang mengerti akan besarnya amanah di jalan  mulia yang diemban suaminya.
Saudariku…
Hiburlah dia, karena beban yang dipikul  dipundaknya begitu berat. Terkadang beban-beban dakwah membuat jiwanya  goncang, ketika umat menentangnya.Pikirannya pun gelisah, kepalanya  pening bahkan air matanya menetes ditengah kesepian. Dan disaat seperti  itu hanya engkau yang menghibur hatinya setelah Alloh swt, karena engkau  orang yang paling dekat dengannya.
Dengarkanlah keluhan-keluhannya dan  tsabatkan hatinya, berilah ia semangat untuk selalu berjuang, ulet dan  tahan benturan. Jadilah engkau sosok yang tegar dihadapannya, karena itu  akan membuat ia lebih istiqomah di jalan perjuangan.
Saudariku karunia besar jika Alloh  memberikan sorang pejuang karena seorang pejuang tidak akan  menjerumuskanmu kepintu-pintu kefujuran. Dia akan menjaga harga dirimu  dia akan melarangmu bertabaruj seperti wanita-wanita kafir dan dia akan  mencari rizqi dari yang halal dan baik dan itu adalah karunia yang tak  ternilai harganya.
Apakah engkau ingin seperti hidupnya  istri-istri orang kafir yang seenaknya menerima tamu bahkan berkencan  dengan teman lamanya? Memang hampir semua mereka hidup dalam kemewahan  dunia, rumah mewah dan harta melimpah tapi kehidupannya kehidupan  jahili. Pergi kesana kemari menghabiskan harta untuk berfoya- foya tanpa  tujuan yang pasti.
Saudariku…
Jika engkau dalam kesempitan rizqi hidup  dengannya ingatlah teladan kita Rasulullah Saw. Pernah rumah tangga  beliau dalam tiga purnama dalam kekurangan. Akan tetapi janganlah  khawatir karena rizqi itu ditangan Alloh. Tak akan pernah Alloh  mendholimi hambaNya. Bahkan setiap sesuap nasi telah tertulis disisi  Alloh  jika itu rizqi kita. Bertawakallah karena barangsiapa yang   bertawakal Alloh akan memberinya rizqi dari arah yang tidak  disangka-sangka.
Saudariku…
Jika engkau menuntut, menuntutlah  sewajarnya, menuntutlah hak-hakmu yang dengannya kewajibanmu tak bisa  terlaksanakan kecuali dengan terpenuhi hal tersebut. Oh… betapa banyak  istri yang tidak faham. Membebani sang suami dengan rentetan tuntutan  yang tidak wajar. Hingga akhirnya rumah tangganya berantakan tak karuan.
Saudariku..
Demi Alloh tulisan ini bukan semata-mata  untuk mengangkat derajat suami dimata istri dan mendapatkan perlakuan  expres dari istrinya. Walaupun sebenarnya memang begitulah bahwa seorang  suami mempunyai derajat yang tinggi dimata istri bahkan rasulullah Saw  bersabda; “seandainya dibolehkn sujud kepada manusia akan aku  perintahkan kepada seorang istri untuk bersujud kepada suaminya”. Dan  ketaatan seorang istri kepada suami lebih aula(utama) daripada orang  tuanya; dan masalah ini ada tafsilnya tentunya. Dan para ulama fiqh  telah menjelaskannya didalam kitab-kitabnya.
Semua itu wahai saudariku karena kami  tahu ada beberapa rijal yang jiwanya membumbung tinggi ke angkasa. Hari-  harinya telah terjual diantara dentuman senjata. Dan diantara mereka  waktunya telah habis demi merancang strategi dakwah untuk umat yang  terdholimi saat ini. Apakah engkau tega menghianati para rijal yang  dibutuhkan umat ini? Apakah engkau akan meniru istri nabi Nuh dan Luth  yang menjadi penghalang bagi perjuangan suaminya?
Saudariku..
Jadilah engkau tempat setia mendidik  anak-anaknya yang akan meneruskan perjuangannya. Dan jadilah engkau  madrasah-madrasah yang mentarbiyah calon-calon mujahid yang tangguh yang  akan mengemban amanah ini.
Hari ini hampir-hampir kaum muslimin  kehilangan benih-benih ini. Karena kebanyakan muslimah telah memilih  kehidupan artis-artis barat, meniru gaya hidupnya yang jorok dan  meninggalkan teladan pilihan shohabiah militan. Akan tetapi dengan izin  Alloh rahim-rahim kaum muslimah yang menjaga ifahnya tidak pernah mandul  melahirkan jiwa-jiwa besar yang akan menjadi panglima bagi tentara  Alloh melawan tentara toghut dan tentara setan.
Saudariku…
Umat ini butuh generasi militan.  Perjuangan ini masih panjang dan hanya segelintir orang yang faham akan  semua ini. Dan mudah-mudahan kita termasuk segelintir orang yang  menopang perjuangan ini. Tahukah engkau bahwa perjuangan awal islam  ditopang oleh para muslimah yang harum namanya dikitab-kitab tarikh?  Ingatkah engkau diperang  uhud ketika rasulullah Saw dalam keadaan  genting. Hampir –hampir tidak ada kesempatan emas membunuh rasulullah  Saw  kecuali saat itu. Saat beberapa sahabat menjadi tameng atas anak  panah dan hujuman tombak ke tubuh rasulullah Saw. Saat itu pula sesosok  muslimah ikut berperan melindungi rasulullah karena gentingnya keadaan.  Ooh tubuh mereka seorang wanita namun jiwa mereka rijal. Ya rijal yang  tahu akan perannya bagi insan pilihan.
Saudariku ….
Jika suamimu yang kau cintai jarang  bersanding denganmu karena tugas-tugas dakwah maka bersabarlah. Kuatkan  hatimu untuk selalu mendoakan untuk ketsabatannya dalam menjaga  wasiatnya. Berilah dia kelapangan untuk berjihad jika suatu masa  berkibar bendera jihad demi meraih syahadah, dan membela darah kaum  muslimin yang tertumpah. Lebih dari itu, agar dien ini menjadi tinggi  dimuka bumi. Jangan kau takutkan akan kesyahidannya karena itulah yang  ia cari. Berbanggalah engkau jika suamimu seorang mujahid apalagi meraih  syahadah di jalan Alloh. Mungkin engkau merasa kesepian dengan  kepulangannya di sisi Alloh. Tapi tunggulah engkau akan menjadi bidadari  tercantik baginya diantara bidadari bermata jeli disurga nanti. Wa  A’lam.
Sekali lagi saudariku, jangan engkau  bersedih hati jika suamimu dizhalimi seperti dijebloskan  dalam penjara  karena berjuang di jalan suci. Memang para toghut akan mencari seribu  alasan bagi para pejuang muslim sejati. Mencari alasan untuk  menjebloskan ke penjara, mengasingkannya atau bahkan membunuhnya. Inilah  sunatulloh yang berjalan pada hambaNya. Bukankah orang yang paling  mulia yaitu Rosulullah SAW pernah mengalami hal ini? Alloh berfirman;
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ  كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ  وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ (30)
“Ingatlah ketika orang-orang kafir  (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu(Muhammad saw) untuk menangkap  dan memenjarakanmu atau membunuhmu,atau mengusirmu.Mereka membuat tipu  daya dan Allah menggagalkan tipu daya mereka.Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.”QS.An Anfal:30
Begitulah sunnatullah bagi pejuang wahai saudariku
Usaha pengasingan, memenjarakan dan  membunuh bagi para pejuang adalah makar para taghut disetiap zaman.  Bahkan Rasulullah Saw pun berkali-kali diusir dan ingin dibunuh. Tapi  janganlah khawatir Alloh pun punya makar bagi mereka. Hidup dan mati  adalah ditangan Alloh bukan ditangan peluru orang-orang kafir. Fahamilah  hal ini dan yakinilah. Dan Alloh pun berjanji akan menolong bagi  orang-orang yang menolong agamaNya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ (7)
“Wahai orang-orang yang beriman jika kamu  menolong agama Allah ,niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan  kedudukanmu.”QS.Muhammad :7
Inilah janji Alloh yang pasti. Inilah  yang harus engkau pegang kuat dalam hati. Jika engkau menolong agama  Alloh. Alloh pun akan menolong engkau pula bahkan akan memberi  kestabatan atas dirimu.
Sebenarnya bukan sekedar para aktivis  saja, semua orang yang beriman dan mengucapkan bahwa Rabbnya adalah  Alloh akan mengalami sunnatullah dengan kaum musyrik berupa permusuhan  dan penindasan.
Ingatkan engkau kisah ashaabul ukhdud kenapa mereka  disiksa dan dibunuh di parit berapi?  Hanyalah satu sebabnya. Ya hanya  satu wahai saudariku. Yaitu sebagaimana dijelaskan  Alloh Ta’ala;
وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (8)
“ Dan mereka menyiksa orang-orang mukmin  itu hanya karena(orang-orang mukmin itu) beriman kepada Alloh Robb yang  Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”.)Qs.al Buruj:8
Mereka tidak disiksa kecuali hanya  mengatakan sesungguhnya kami beriman kepada Alloh yang Maha Perkasa lagi  Maha Terpuji. Saudariku tahukah engkau pembantaian kaum muslimin di  Bosnia, pengusiran kaum muslimin di Palestina, penindasan aktivis di  Philipina, penyiksaan para mujahidin di Ghuantanamo dan luka berdarah di  tanah Ambon dan Poso tidak lain dan tidak bukan karena mereka “hanya”  beriman kepada Alloh yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. Tak sama  halnya dengan kisah ashabul ukhdud di surat al Buruj tersebut.
Bersyukurlah wahai saudariku jika suamimu  menjadi pembela umat yang saat ini terluka. Apalagi ia mempersembahkan  jiwa harta dan raga demi membalut luka-luka itu. Meskipun harus dituduh  teroris yang hari ini  dijulukan kepada aktivis muslim. Ya katakan bahwa  kami  adalah mujahid bagi pasukan  iblis yang sejatinya teroris.  Kamilah umat yang akan mengguncang mereka yang menyiksa umat mulia.  Karena Robb kami memerintahkan di dalam kitab mulia;
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا  اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ  عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا  تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي  سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ (60)
“ Dan persiapkanlah dengan segala  kemampuan apa saja yang kamu sanggupi untuk menghadapi mereka dengan  kekuatan yang kamu miliki dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan  musuh Allah,musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak  mengetahuinya;tetapi Allah mengetahuinya .Apa saja yang kamu Infaqkan di  jalan Allah niscaya akan dib alas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak  akan didzalimi(dirugikan)”.Qs.al Anfaal;60
Inilah jalan yang ditempuh suamimu  tercinta wahai saudariku. Jalan menggentarkan musuh-musuh Alloh dan  musuh islam. Inilah jalan yang rasulullah dan para sahabat menempuhnya  selama hidupnya. Akan tetapi banyak orang yang mengaku pengikut  rasulullah banyak membenci menempuh jalan ini. Semua itu karena ada  harga yang besar yang harus dibayar. Yaitu seperti hilangnya nyawa dan  barangkali engkau akan hidup menjanda dengan anak yatim tanpa bapa.
Namun Alloh akan memberi balasan yang  tidak mungkin ditukar; ya ditukar dengan seluruh kenikmatan dunia yang  membuat manusia pasti terbuai seolah tak sadar. Yaitu kenikmatan jannah  yang didalamnya terdapat telaga kautsar. Semua itu adalah balasan bagi  para “teroris” pengguncang singgasana Iblis yang selalu bermakar.
Ukhti muslimah…
Tak perlu lagi bimbang dan bersedih akan  kepergian suamimu di medan juang. Cukuplah janji-janji Alloh yang tak  pernah ingkar terhadap janjinya. Bahwasanya seorang mujahid akan  diberikan kemuliaan sebagaimana disabdakan Nabi pilihan;
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَضَمَّنَ اللَّهُ لِمَنْ  خَرَجَ فِى سَبِيلِهِ لاَ يُخْرِجُهُ إِلاَّ جِهَادًا فِى سَبِيلِى  وَإِيمَانًا بِى وَتَصْدِيقًا بِرُسُلِى فَهُوَ عَلَىَّ ضَامِنٌ أَنْ  أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ أَرْجِعَهُ إِلَى مَسْكَنِهِ الَّذِى خَرَجَ  مِنْهُ نَائِلاً مَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ أَوْ غَنِيمَةٍ. وَالَّذِى نَفْسُ  مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ مَا مِنْ كَلْمٍ يُكْلَمُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ  جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَهَيْئَتِهِ حِينَ كُلِمَ لَوْنُهُ لَوْنُ دَمٍ  وَرِيحُهُ مِسْكٌ وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْلاَ أَنْ  يَشُقَّ عَلَى الْمُسْلِمِينَ مَا قَعَدْتُ خِلاَفَ سَرِيَّةٍ تَغْزُو فِى  سَبِيلِ اللَّهِ أَبَدًا وَلَكِنْ لاَ أَجِدُ سَعَةً فَأَحْمِلَهُمْ وَلاَ  يَجِدُونَ سَعَةً وَيَشُقُّ عَلَيْهِمْ أَنْ يَتَخَلَّفُوا عَنِّى  وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوَدِدْتُ أَنِّى أَغْزُو فِى  سَبِيلِ اللَّهِ فَأُقْتَلُ ثُمَّ أَغْزُو فَأُقْتَلُ ثُمَّ أَغْزُو  فَأُقْتَلُ ».رواه مسلم في كتاب الجهاد باب فضل  الجهاد والخروج في سبييل  الله: 4967
“Dari Abu Hurairah bahwasanya Rosulullah  bersabda:Allah telah menjamin bagi siapa saja yang keluar di jalan  Allah,tidaklah dia keluar kecuali karena berjihad di jalanKu,dank arena  keimanan padaKU dan membenarkan Rosul-rosulku maka baginya jaminan  atasKu untuk Ku masukkan kedalam jannah atau Ku kembalikan ke tempat di  tinggalnya dengan meraih pahala atau harta rampasan perang.Demi  jiwa Muhammad SAW yang berada dalam genggamanNya,tidaklah suatu luka di  jalan Allah kecuali datang pada hari kiamat dengan berwarna merah darah  namun aromanya aroma misk.Dan  demi jiwa Muhammad SAW yang berada dalam genggamanNYa kalaulah tidak  karena memberatkan atas kaum muslimin tidaklah aku duduk  meninggalkan  sariyyah(peperangan) yang berperang di jalan Allah selamanya.Akan  tetapi Aku(rosulullah saw) tidaklah mendapat keluasan untuk membawa  mereka begitu juga tak sama halnya dengan mereka tak mendapatkan  keluasan sehingga memberaratkan atas mereka sendiri untuk berpisah  denganku. Dan demi jiwa Muhammad SAW yang berada dalam genggamanNya  sungguh menyenangkan bagiku seandainya aku (rosulullah saw)berperang di  jalan Allah kemudian aku terbunuh,kemudian berperang lagi kemudian  terbunuh,kemudian berperang lagi kemudian terbunuh(di jalan Allah).
HR.Muslim no:4967. Dalam kitab jihad .Bab keutamaan jihad dan keluar di jalan Allah.
Begitu juga hadist yang mulia akan pahala syahadah di jalan Alloh;
عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ  الْكِنْدِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ  وَسَلَّمَ : ( إِنَّ لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ) – قَالَ  الْحَكَمُ : سِتَّ خِصَالٍ – ( أَنْ يُغْفَرَ لَهُ فِي أَوَّلِ دَفْعَةٍ  مِنْ دَمِهِ وَيَرَى قَالَ الْحَكَمُ وَيُرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ  وَيُحَلَّى حُلَّةَ الايمَانِ وَيُزَوَّجَ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ  وَيُجَارَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَأْمَنَ مِنَ الْفَزَعِ الأكْبَرِ.  قَالَ الْحَكَمُ يَوْمَ الْفَزَعِ الأكْبَرِ وَيُوضَعَ عَلَى رَأْسِهِ  تَاجُ الْوَقَارِ الْيَاقُوتَةُ مِنْهُ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا  فِيهَا وَيُزَوَّجَ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنَ الْحُورِ  الْعِينِ وَيُشَفَّعَ فِي سَبْعِينَ إِنْسَانًا مِنْ أَقَارِبِهِ)[1]
”Dari Al  miqdam bin Ma’dih Karib Al  Kindi berkata : Rosulullah SAW bersabda :”Sesungguhnya bagi orang yang  syahid di jalan Allah Azza wa Jalla_berkata Al Hakam: mempunyai enam  keutamaan_({1}Diampuni dosanya ketika pertama kalimengalir darahnya,{2}  dan diperlihatkan atau melihat tempat duduknya di surga, {3}dan diberi  perhiasan dengan hiasan iman, {4}dan dinikahkan denga bidadari surga,  {5}dan di jauhkan dari adzab kubur, {6} dan diberi keamanan di hari  kiamat”._berkata Al Halkam_hari kesedihan yang paling besar,dan diberi  mahkota dari permata di mana mahkota tersebut lebih baik dari dunia dan  seisinya,dan di nikahkan denagn 72 bidadari,dan di berikan izin memberi  syafaat kepada 70 keluarganya.”
Saudariku..
Tidakkah engkau berbahagia dengan suamimu  setia yang Rabb yang Maha Qowiiy sendiri menjamin keluarnya?Tidakkah  engkau berbunga-bunga dengan keutamaan yang diberikan Allah padanya jika  ia meraih syahadah di jalan Allah? Apa yang membuat dirimu sedih  meratap jika engkau akan bersanding disisinya menjadi wanita terindah  diantara bidadari-bidadari surga? Ooh…kenapa engkau harus bersedih wahai  istri mujahid?! Bukankan cukup janji-janji Allah yang tak akan  mengingkari janjiNya? Semoga Allah senantiasa metsabatkanmu dan  menjagamu dari makar orang-orang kafir dan dzalim.
Saudariku….
Temanilah dia di jalan dakwah. Gandeng  tangannya menebar sunnah. Kokohkan jiwanya dalam memerangi syirik dan  bid’ah. Dan doakan dia untuk meraih syahadah dan masuk jannah.
Jadilah engkau para istri yang himahnya  meniru shohabiyah. Meneladani akhlaq beliau dan menghadirkannya dalam  alam nyata. Meniru ketaatannya kepada Alloh dan Rasul Nya. Meniru  semangat juangnya yang perkasa bagaikan rijal. Dan meniru kesabarannya  yang menghiasi setiap sisi kehidupannya.
Saudariku..
Tahukah engkau kisah shohabiyah yang  dijuluki “Ibu pencetak para mujahid”. Kisah besar dalam sejarah islam  yang terukir dengan tinta emas. Kisah yang seharusnya menjadi teladan  bagi para ibu yang menginginkan kemuliaan haqiqi disisi Alloh yang Maha  Qowiy. Begitu juga sebagai ibroh bagi para rijal yang mencintai Alloh  dan Rasul Nya.
Dialah seorang shohabiyah yang dijuluki  dengan Khonsa’ karena keindahan kedua bola matanya. Begitu juga  ketinggian perangai dan akhlaqnya. Seorang ibu yang hidup dalam naungan  qur’an dan islam. Faham akan arti kemuliaan sejati sebagai seorang ibu  bagi anak-anaknya. Alloh telah mengaruniakan dia empat orang putra dan  dididiklah dalam ketakwaan dan keislaman. Dia tanamkan tauhid pada  putra-putranya tercinta dan ditanamkan pula kecintaan terhadap jihad  fisabilillah dan menjadi mujahid di jalan Alloh.
Ketika Sang putra telah mencapai perjaka  maka meminta izinlah kepada Sang Ibu tercinta untuk berjihad  fisabilillah. Karena jihad dalam keadaan fardhu kifayah wajib hukumnya  untuk meminta izin kepada orang tua. Hal ini telah masyhur sebagaimana  dalam kitab-kitab fiqih para ulama.
Ketika tentara islam bertolak ke Iraq  dibawah komando jihad Sa’ad bin abi Waqqos untuk membebaskan Iraq dari  kedholiman Persia dalam pertempuran Qodisiyyah. Berangkatlah keempat  putra Khonsa’ dan tak sedikit pun merasa kehilangan anaknya karena semua  itu titipan Alloh. Dan dia telah menitipkannya kepada pemilik  sejatinya. Dengan ridho Alloh dan doa ibu yang tulus berangkatlah Sang  Putra ke medan laga.
Qodisiyyah. Sebuah ma’rakah antara haq  dan bathil. Pertempuran antara tentara Alloh dengan Thoghut penyembah  api. Pertempuran yang menumbangkan singgasana kedholiman Persia dan  kesombongannya dari negeri Iraq.
Dalam ma’rakah yang sengit itu  putra-putra Khonsa’ adalah para mujahid yang tangguh. Akhirnya satu  persatu putra Khonsa’ itu berlomba-lomba meminang bidadari dengan  kesyahidannya setelah berhasil menumpahkan darah tentara kufar di medan  laga. Dan kemenangan diraih pasukan Alloh di akhir ma’rakah.
Kabar kemenangan ini akhirnya sampai  kepada Kholifah ‘Umar bin Khotob dari komandan jihad Sa’adalah bin Abi  Waqqos dan sampai pula khobar kesyahidan keempat putra Khonsa’ kepada  Ibunya.
Saudariku, apa yang dilakukan Sang Ibu  setelah mendengar kesyahidan keempat putranya?!! Apakah kerugian dan  tangisan ratapan?! Ooh sama sekali tidak melainkan pujian bagi Alloh  seraya berkata;
“الحمد لله الذي شرفني باستشهادهم , وأرجو أن يجمعني الله بهم في مستقر رحمته”
“Segala puji bagi Allah yang memuliakanku dengan kesyahidan mereka.Dan aku berharap semoga Allah SWT mengumpulkanku dengan mereka di dalam surga yang penuh dengan rahmatNya”
Segala puji bagi Alloh yang memuliakanku  dengan kesyahidan mereka. Dan aku berharap semoga Alloh mengumpulkanku  dengan mereka dalam syurga yang penuh dengan rohmatnya.
Saudariku… adakah sekarang seorang ibu  yang bangga dengan anaknya yang menjadi mujahid? Adakah hari ini seorang  Ibu yang bangga dengan anaknya yang menjadi duat fisabilillah? Adakah,  ya adakah seorang Ibu yang mengharap dari anaknya keuntungan jual beli  dengan Alloh dengan harta dan jiwa?
Sungguh kebanyakan para Ibu menginginkan  putranya bergelimang dengan harta tak perduli apa jadinya. Diantara  mereka sengaja mendidik putra-putranya dengan tabaruj dan mengikuti  model baju orang-orang kafir yang dimurkai Alloh. Bahkan karena kurang  akal jernihnya sebagian orang tua malu jika anaknya tak punya pacar ato  dipacari.
Oh…. sungguh malangnya mereka yang  mempunyai putra namun digadaikan kepada dunia yang begitu fana. Dan  betapa untungnya engkau wahai “Khonsa’” yang menjual putra-putranya  dengan surga yang kekal abadi selamanya. Adakah sosok Ibu seperti  Khonsa’ dizaman kita?!
Saudariku itulah Khonsa’ yang wangi nama  dan kisahnya. Masih banyak wanita-wanita besar seperti Khonsa’. Nusaibah  salah satunya. Dialah ummu ammaroh. Yang tsabat melindungi Rasul Saw  tercina saat puluhan sahabat lari terkocar-kacir dengan serangan balik  pasukan kafir. Tubuhnya yang lemah itu menjadi perkasa dengan keadaan  genting dan nyawa taruhannya. Kilatan-kilatan pedang musuh itu  seolah-olah gemerlap bintang-gemintang yang menghiasi pandangan mata.  Pundaknya mengalir darah karena terluka berserta belasan luka di sekujur  tubuhnya.
Namun ia bukan wanita cenggeng. Apa arti  tubuh lemah dia dengan tubuh baginda tercinta, apa arti luka dia  dibanding luka tubuh Rasulullah yang mulia. Semua itu mendorong ia  tsabat dalam kilatan pedang dan hujaman tombak melindungi Rasulullah Saw  di hari Uhud. Dan menjadikan medan jihad itu seolah taman surga yang  mendamaikan jiwa. Semoga Alloh meridhoi engkau wahai Nusaibah wanita  pembela.
Dan masih ingat engkau wahai saudariku  tentang kisah pemudi tegar diawal islam? Muslimah yang tak goyah dengan  ocehan orang-orang kafir. Pemudi yang menghabiskan hidupnya berkhidmat  kepada Alloh dan Rasul Nya. Saat semua itu dihina dan dicela. Dia lah  Asmaa’ binti Abu Bakar As Shidiq.
Suatu hari karena keislamannya Abu Jahal  menamparnya, hingga karena kerasnya anting-antinng ditelinganya jatuh ke  tanah. Namun pemudi itu bukan pemudi yang mundur dengan gertakan.  Bahkan ketika kafir Mekah mensayembarakan Rasul Saw hidup dan mati dan  bersembunyi di Gua Tsuur. Pemudi itulah yang rela mengorbankan waktu dan  tenaganya bahkan nyawanya demi Sang Rasul dan Ayahanda tercinta. Ketika  malam tiba mulailah mengendap-endap dan mengirim berita kepada Rasul  dan Ayahnya. Ketsiqohan dia di jalan Alloh membuat jiwanya kuat bagaikan  rijal. Akhirnya berkat pertolongan Alloh kemudian kabar-kabar dari dia  Rasul dan Ayahnya bisa melanjutkan Hijrahnya.
Saudariku,,
Itulah kisah-kisah mereka. Kisah yang  pena ini terlalu latah menulis kebesarannya. Kisah yang membuat para  rijal malu dan menangis haru akan ketabahan dan pengorbananya. Mereka  para wanita yang lebih utama daripada ribuan rijal di zaman kita. Pundak  mereka kuat bagaikan gunung kokoh perkasa mengemban amanat mulia. Tak  mudah putus asa dengan rahmatNya, selalu menjemput keridhoanNya.
Wahai saudariku…
Ku ceritakan ini di suratan hati ini  padamu bukan sekedar kau baca. Bukan sekedar seperti angin lalu yang  bertiup membawa debu. Namun ada harga yang begitu mahal, ada ibroh yang  begitu besar yang sepatutnya dicontoh para muslimah hari ini. Aku tahu  walau tak berlinang air matamu. Atau tak tersentuh relung hatimu karena  hambarnya kata-kataku. Namun harumnya pribadi mereka mampu menempa  jiwamu untuk bergerak dan bangkit memberikan yang terbaik bagi Alloh dan  RasulNya. Dan suri teladan mereka adalah linangan air mata bagi jiwa  yang menelaah kisah-kisah besarnya.
Menceritakan mereka bagiku lebih utama  daripada menulis fiksi belaka. Karena mereka adalah orang-orang yang  diridhoi oleh Alloh dalam kitabNya. Kisah mereka bukan sekedar kisah.  Namun kisah teladan bagi para muslimah yang menginginkan kebahagiaan.
Ukhti muslimah…
Kepergian suamimu dari sisimu bukan untuk  menghianatimu. Bukan pula tak mau berpeluk mesra dengan dirimu. Dan  bukan tak merindukan kasih putra-putri tercintamu. Kepergian dia dari  sisimu sama sekali bukan untuk berbuat serong dengan wanita penjual  harga diri dengan selembar uang. Bukan untuk melepaskan tanggung jawab  menjadi seorang kepala keluarga yang diharapkan oleh anak istri  tercinta. Namun kepergian di jalan Alloh demi meninggikan  kalimat-kalimatNya.
Sebenarnya dia pun merasakan kerinduan  akan belaianmu. Dan sebenarnya dia juga merasakan kesepian dengan gelak  tawamu. Namun senyum keridhoan dan ketabahanmu membuat dirinya tsiqoh  bahwa engkau adalah sesosok istri yang akan setia menjaga semua  wasiatnya. Perangaimu yang tegar membuat dia sabar menghadapi gemuruh  kerinduan saat membakar. Dan tengadah tanganmu dihening sepi bersama  linangan air mata dalam doa sujud membuat dirinya tsabat  saat badai  ujian datang menyapa.
Saudariku…
Bersabarlah jika Sang suamimu tak  menjanjikan rumah_rumah kemewahan dan harta berlian. Dan tak sanggup  menghadirkan untukmu mobil mewah dan harta yang melimpah. Tapi dia hanya  ingin mempersembahkan yang lebih mulia dari semua kenikmatan dunia.
Dia ingin engkau bersanding mesra di  istana idamannya. Bercanda tawa dalam pelaminan-pelaminan surga. Bersuka  ria di Taman-taman yang indah tak pernah terlihat mata. Dan melihat  dirimu gemerlap kemilau cantik mempesona seperti diantara  bidadari-bidadari jelita di Surga. Dia hanya ingin bersanding denganmu  di atas permadani-permadani terhampar bersama hidangan penghuni surga  yang menyejukkan jiwa.
Saudariku…
Itulah cita-cita dia yang membuat dirinya  berpaling dari indahnya dunia. Itulah keinginan dia yang membuatnya  rela berkorban meski dengan nyawa. Dan itulah penyebab dia meninggalkan  empuknnya kasur di ranjang indahnya rumah tangga. Karena dia tahu itulah  kehidupan yang sesungguhnya. Ya, kehidupan yang abadi selamanya. Itulah  sebenarnya masa depan dan hari esok yang sesungguhnya.
Saudariku…
Kuatkanlah hatimu, tempa dan cambuki  untuk tidak berkeluh kesah. Meskipun kepergian suamimu itu terlalu berat  di hatimu. Dan meskipun sangatlah sulit menyapih bersanding mesra  dengannya. Namun suatu hari nanti insya Alloh engkau akan bahagia  bersanding selama-lamanya dengan dia di Syurga.
Saudariku… sekali lagi janganlah bersedih  karena engkau adalah istri seorang mujahid. Engkau lah istri yang  dijunjung tinggi kehormatannya di dalam dien ini. Karena merupakan dosa  yang besar mendholimi istri yang ditinggal suaminya berjihad di jalan  Alloh.
Sebagai akhir dari suratan hati ini. Izinkan lah diri ini mengucapkan kata special atas dirimu.
“SELAMAT ATAS DIRIMU WAHAI ENGKAU ISTRI  PARA MUJAHID. SELAMAT BERBAHAGIA ATAS LIMPAHAN KARUNIA ALLOH TA’LAA PADA  DIRIMU. SEMOGA ALLOH SENANTIASA MENJAGAMU DAN MENGUMPULKANMU DENGAN  SUAMIMU DI JANNAH FIRDAUS AL A’LA”.
Oleh karena itu wahai saudariku tak perlu  engkau bersedih. Ya… jangan bersedih wahai saudariku. 
KARENA ENGKAU  ADALAH ISTRI SEORANG MUJAHID!!!
Senja yang sunyi di Negeri Imani, Rabu 6 Syawal 1431H/ 15 Sept 2010. 17.54 WSY
Teruntuk para istri yang ditinggal suami di jalan illahi.
Abu Azzam Hawari 

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar