Blogroll

» Suara muslimin bersatu. Menyampaikan kebenaran dengan berterus terang, tiada hari tanpa tholabulillmi mengkaji mengaji mencari ridhlo illahi rabbi, Di Pancarluaskan di jalan Tanjung Mulang No 26 Setiaratu Cibeureum Kota Tasikmalaya «

Kamis, 17 September 2015

Ternyata Serangan GIDI kepada Umat Islam Tolikara Terencana dengan Matang

Ilustrasi: Tragedi penyerangan terhadap umat Islam di Tolikara, Jumat pagi 17/09 lalu

Keluarga korban tragedi penembakan Tolikara mendatangi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Rabu (16/9). Salah satu keluarga korban penembakan, Jimmy Wanimbo, mengungkapkan, ada rapat tersembunyi sebelum tragedi Tolikara berlangsung.
 
Jimmy mengungkapkan fakta adanya rapat khusus yang dilakukan sejumlah oknum panitia pelaksana seminar dan KKR Pemuda Internasiobal GIDI sebelum penyerangan dilakukan. Menurutnya, adiknya Endi Wanimbo yang tertembak dalam kejadian itu, sama sekali tidak mengikuti rapat itu.
 
"Oknum dari panitia menyusun serangan, tapi adik saya tidak ikut rapat tapi hanya ingin ikut seminarnya saja," ujar Jimmy di Kantor Komnas HAM, Jl Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (16/09), seperti dikutip Republika Online. 
 
Meski begitu, Jimmy menjelaskan, adiknya pernah diajak mengikuti rapat. Rapat tersebut, kata dia, bertujuan untuk melakukan penyerangan pada hari raya Idul Fitri pada 17 Juli 2015. 
 
Menurutnya, jumlah oknum panitia GIDI yang mengikuti rapat berjumlah kurang dari seratus orang. Rapat itu diselenggarakan di rumah Bupati Tolikara, Usman G Wanimbo yang sekaligus Ketua Pelaksana Seminar dan KKR Pemuda. "Isi rapat itu rencanakan serangan pada Idul Fitri. Yang mimpin rapat itu Arianto Kagoya," katanya.
 
Sayangnya, karena tidak mengikuti rapat, Jimmy tidak mengetahui detail rapat. Sehingga ia tidak bisa membeberkan lebih jauh perihal aktor di balik rapat gelap tersebut. 
 
Adik Jimmy, Endi Wanimbo turut menjadi korban tragedi Tolikara. Ketika peristiwa berlangsung, Endi menjadi korban penembakan oleh aparat. Kini, Jimmy meminta keadilan atas tertembaknya adiknya dengan meminta pelaku penembakan dihukum lewat hukum nasional bukan hukum adat.
 
"Kami sebagai keluarga korban penembakan, tidak pernah terlibat dalam insiden itu," katanya.
 
Untuk diketahui, ratusan jemaat GIDI menyerang umat Islam yang tengah menjalankan shalat Idul Fitri di halaman Markas Koramil Karubaga, Jumat pagi, 17 Juli lalu di. Selain membubarkan shalat Ied, massa yang juga peserta Seminar dan KKR itu kemudian membakar kios, rumah dan Masjid Baitul Muttaqin. 
 
red: abu faza
sumber: Republika Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar